Perih terasa, kini gadis kecil itu hidup sebatang kara. Tiada ayah tuk
menjaga, tiada ibu tuk menyayang, dan tiada kakak atau adik untuk
berbagi..
Hidup terasa berat olehnya. Melintasi jalan yg penuh
onak dan duri di usia belianya itu. Cucur keringatnya tak dapat
dibedakan dengan air mata yg berlinang membasahi pipinya.
Gadis kecil ini tetap tegar menjalani hidup, walau harus tidur beralas tanah dan bratap langit terbuka..
Sesuap
nasi yg ia cari dgn susah payah, begitu mudah u/ kita buang percuma..
Baju usang yg qta jadikan lap atau sampah, ternyata adalah kemeja dan
gaun kehormatan baginya, asal tidak robek a/pun sobek, itu sudah cukup
untuk disebut mewah olehnya dan teman2nya..
Duhai Putri, alangkah malang nasibmu,
Duhai Putri, skiranya mereka dapat menyaksikanmu, melihat keadaanmu, tentulah akan ada jajanan yg cukup buatmu. Tentulah ada baju baru u/ mu. Ah, tentu ada santap ketupat di hari raya.
Entahlah putri, mereka tak melihatmu, atau pura2 tak melihatmu.
Putri, aku pun meminta maaf padamu, sbab tak dapat tangan ini memberi smua perlumu..
0 Tanggapi:
Post a Comment